Kadang aku terlihat tak lebih perkasa ketimbang rindu
Seperti ia menggerayang keseluruh rasa, sudah kutampik ia lama lama
Tapi percuma, ia lebih perkasa dan kuasa dari rasa yang tak tersangka
Sekarang kunikmati saja rindu itu,
Aku kini menjilati nikmat rindu seperti leleh coklat panas pada roti.
Entah sampai kapan aku melantun tentang rinduku untukmu
Hanya untukmu
Kepada Kekasihku
Biar saja kini rindu menjajah rasa dalam jiwaku, biar ia menaruh jamahan-jamahan tangannya pada merahnya cinta
Biar cinta ini tegar bersepuh sang rindu, berbalut sesemak asa yang entah sejak kapan merimbun
Aku pun kini menikmati cinta pertaji rindu ini kekasihku menyerupakannya bak gugus asa berbalut cahaya
Saat ku tutup hati ku untuk cinta lain
Dan dimana hanya ada dirimu di otak ku
Rindu ku pun berubah bagai syair-syair yang pilu
Saat kau yang slalu aku tunggu
tak menoleh ke arah ku
Aku bingung akan diri ku
Mengapa sanggup mengikhlaskan jutaan hati lain hanya karna kau yang aku ingin
Apa kah aku terlalu bodoh
Tak pernah peka pada luka
Dan dikala senja itu
Aku masih tak mampu menghapus bayang mu dari otak ku
Disaat itu pun rasa ini mulai retak oleh luka yang kuciptakan sendiri
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvM97851hHuKzJqV51s3pd-xdzV1cSgO1dv78KELW5aTzcbf0Lp03jJVXoiqZjE3gJJkCzWXmGOEn7mOsStvDWyaYQZM7D7Bm8-T7G9UeCn5pzje8JBpb0JOyeotXxehpJwbIZKK6qsr0e/s200/Bagikan.%2521%2521.jpg)
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan anda.