Pelukan Yang Terpenggal Waktu

Share On Facebook Share On Twitter Share On Google+






Bila setiap sajak yang kau baca adalah tulisan'ku
bukan sayang.?
jujur aku sudah berhenti menulismu sejak aku tak lagi bertemu denganmu
Yang dirangkai oleh kata ini, hanya ejaan rindu yang disempurnakan jantungku

Rindulah yang menulismu dalam bait - bait senja
seperti jerit elang yang melengking dalam
sajakku, 
sampai tak bisa lagi kau dengar selain kerinduanku

Tanpamu, senja ini menjadi tanpa nama 
kelopak awan berlepasan menggugurkan gerimisnya 
membisikkan ketiadaanmu

Di bawah langit malam di antara bintang - bintang 
yang membiru 
rinduku masihlah tentangmu, 
cintaku tetaplah denganmu

Bila pagi ku-buka mata dari tidur
lantas aku masih memikir hari yg akan datang
aku masih mencintai orang yang sama

Pernah ada hujan di suatu sore hari 
aku menulis namamu di jendela, tetapi 
angin menjatuhkannya ke pelupuk mataku 
tergambarlah kamu sebagai mata yang anggun
lenyap dalam senyuman

Walau cinta kita tak lagi api ia tetaplah bara yang menyala 
bersama keheningannya, kita saling menghangatkan

Jika puisi tak mampu lagi mendekapmu 
cukup luaskah lenganku nanti menanggung seluruh rindu.?
hingga kita berdua sama - sama mendapati satu peluk
yang tak ada lagi kata pisah




Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
Share Artikel Ke :
Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda.