Janji Hati

Share On Facebook Share On Twitter Share On Google+





lelah ini mengajakku pulang searah angin
guru terbaik yang mengajariku mencintaimu dengan cara yang rutin

sekelompok camar menabrak mendung dengan paruh tergulung
apakah ini pertanda rindu,?
tanyaku tak dijawab cuaca

masih terlalu belia jika aku harus berjalan dengan kaki telanjang
sedang kerikil tajam
di depan sana,
pandai membentak ingatan dengan tajam yang masih rahasia
napasku runtuh menopang usia
dipukul sabar buatan yang gagal mengajakmu rebah di satu beranda

sesekali aku ingin menyambangi matamu dengan cara menawan
mata yang pernah membuatku suka menuliskan kata saling pandang
yang punya kedipan santun mewakili gerak rembulan
namun pagiku selalu pucat sewarna rindu yang tak kunjung siuman

ini janji keramat yang kubuat sendiri
meluap bercampur warna kutukan yang pekat
aku mabuk aroma kerudung itu

jika suatu hari yang di nanti - nanti tak kunjung ada
sempatkan waktu untuk mendengar doaku yang merayu hijabmu 
doa para pecinta suci menggenggam erat setianya





Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
Share Artikel Ke :
Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda.