Bukan Milik Kita

Share On Facebook Share On Twitter Share On Google+



Segala jenis hening yang dituang malam terasa makin mengental
Semarak pujian tentang senja menjadi kabar yang lewat terdengar
Kita masih bertahan dengan peluk terpenggal

Di pelabuhan puisi ini, jelitamu tiba sebagai kapal tanpa nahkoda
Tapi yang kau sebut perbedaan, ialah anak ombak yang menenggelamkannya
Puisi'ku hanya menjadi
alunan suara yang tertiup dari bibir yang tak kau dengarkan
Semoga saja di telingamu, ia nanti sampai sebagai doa penenang usia

Ada sajak yang pernah kujadikan pengingat lupa
Ketika sebuah pintu yang kau banting menjeritkan luka yang kupelihara
Lalu cahaya bulan mengering
Kau pergi mengenakan sepatu bernama waktu
Perpisahan telah menjelma badik yang menghabisi tahunku kemarin

Pergilah.!!
Barangkali di luar sana,
kau temukan peluk yang lebih mendebarkan dari dada yang aku punya

Biarlah,,,
Kau tetap menjadi kenang dari kening yang kukerutkan
Kau tetap udara pengisi di pipi yang kucembungkan

Sebab engkau pernah tercipta sebagai sesuatu yang sangat kucinta, 
namun menolak untuk kupahami




Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
Share Artikel Ke :
Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda.