Bunga

Share On Facebook Share On Twitter Share On Google+



kau melihat kelopak bunga mengapung

di selokan rumah sakit.

“aih,” katamu,” ia bagai nyawa bayi yang dibuang,

dan menjerit.”



malam hari, dalam mimpimu,

kelopak bunga itu tumbuh berkilauan, bersih seperti

wajahmu semasih bayi.

kau, juga tiktok jam itu, perlahan saling tersedu.



kau petik bunga  yang tumbuh dalam mimpimu itu,

iseng kau tanggalkan
kelopaknya, satu per satu.

kau dengar ada yang mengaduh,

ketika kelopak itu runtuh.



lalu kau bayangkan: alangkah tenang

kelopak bunga itu melayang,

seakan jatuh dari ketiadaan,

kemudian mengapung di selokan.



tiba - tiba, kamar dipenuhi guguran kelopak

bunga. ada harum yang menyebar

bersama angin yang menyelusup masuk,

dan membuatmu gemetar.



hanya ada kau, Aku dan kelopak bunga

di kamar. tapi kau yakin: ada

yang sedang diam-diam menatap kita

dengan pandangan berkaca - kaca



seperti kau dengar – nun di luar kamar sana

ada yang bersabda: jadilah. maka tumbuhlah

sekuntum bunga. kau berkata: gugurlah,

maka runtuhlah seluruh kelopaknya

tercabutlah semua akarnya..



pada pagi saat kau melihat kelopak bunga

mengapung di selokan rumah sakit, kau pun merasa:

waktu telah tiba.

tergenapkanlah duka,,

terpisahlah sudah,,

tumbuh untuk patah dan mati...





Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
Share Artikel Ke :
Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda.