kau melihat kelopak bunga mengapung
di selokan rumah sakit.
“aih,” katamu,” ia bagai nyawa bayi yang dibuang,
dan menjerit.”
malam hari, dalam mimpimu,
kelopak bunga itu tumbuh berkilauan, bersih seperti
wajahmu semasih bayi.
kau, juga tiktok jam itu, perlahan saling tersedu.
kau petik bunga yang tumbuh dalam mimpimu itu,
iseng kau tanggalkan
kelopaknya, satu per satu.
kau dengar ada yang mengaduh,
ketika kelopak itu runtuh.
lalu kau bayangkan: alangkah tenang
kelopak bunga itu melayang,
seakan jatuh dari ketiadaan,
kemudian mengapung di selokan.
tiba - tiba, kamar dipenuhi guguran kelopak
bunga. ada harum yang menyebar
bersama angin yang menyelusup masuk,
dan membuatmu gemetar.
hanya ada kau, Aku dan kelopak bunga
di kamar. tapi kau yakin: ada
yang sedang diam-diam menatap kita
dengan pandangan berkaca - kaca
seperti kau dengar – nun di luar kamar sana
ada yang bersabda: jadilah. maka tumbuhlah
sekuntum bunga. kau berkata: gugurlah,
maka runtuhlah seluruh kelopaknya
tercabutlah semua akarnya..
pada pagi saat kau melihat kelopak bunga
mengapung di selokan rumah sakit, kau pun merasa:
waktu telah tiba.
tergenapkanlah duka,,
terpisahlah sudah,,
tumbuh untuk patah dan mati...
Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan anda.