Luka Yang Tak Memberi Lupa

Share On Facebook Share On Twitter Share On Google+






Malam yang diundang senja mulai berdatangan 
menelan matahari,,,
Bersiul menggoda rembulan yang beberapa hari ini 
memejamkan mata karena takut melihat mendung

Dalam pejamnya mata rembulan,
kerlip kunang - kunang seolah berdegub melambai
namun langkahku enggan
mengejanya
menyayangkan kepergian matahari yang membawa 
sekeranjang cahaya terang berbias harapan

Akhir - akhir ini aku menjadi pemalas
seolah menyerah pada bercak - bercak mendung
sembunyi pada sesal timbunan mimpi - mimpi pagi di pembuka hari

Air hujan yang telah terkumpul di celah - celah pelataran beranda
seperti memantulkan cahaya lampu namun tak mampu 
membuat terang ruangan kalbuku

Tahukah kamu bahwa aku sedang berduka setelah kehilangan hal besar dalam hidupku.?

Melepaskan yang tak ingin dilepaskan hati
aku yang berpura ~ pura aku mampu melupakanmu, 
adalah aku yang lain yang dibohongi oleh aku

Mungkin.!!
hanya tawa mu yang bisa memeluk gelisahku,
menghisap kesedihanku,
dan menahan laju air mata ku

Karena hadirmu serupa peluru yang bisa menembus 
jantung sepi ku
menjadi peluru yang bersarang di dalam kepalaku

Sayangnya,
takdir menghianati gerhana
waktu melukai rembulan 
dan yang kita temukan hanya sisa ~ sisa bahagia

Selebihnya hanyalah luka yang terus dipaksakan dalam kenang





Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
Share Artikel Ke :
Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda.