Senja dan matahari tua
bersama melahirkan kilau jingga
tempat aku menitip puisi cinta untukmu
Dari lengking angin yang menyuarakan
denting, tempat aku merumahkan segala ingin
maka kuyakini engkau sebagai takdir
tempat segala desir
mengalir hingga pemberhentian terakhir
Lalu kadang kalanya kesiur angin barat
mengabarkan kelabu yang kian menggurat
serupa kesedihan yang begitu berat
Namun rindu membisikkan embus doa
pada geletar daun basah
мaka kucinta engkau dengan
seluruh rasa tanpa sisa
Kamukah itu Kekasihku.!
perempuan yang termangu
menunggu senja luruh di pangkuan waktu
melangitkan khayalan tentang kerinduan
masa masa silam menerjemahkannya dalam doa suci
Senja telah habis kekasihku,
cukup sampai di sini
Biarlah malam
menguntai sebongkah rasa terpendam
sebuah kerinduan yang esok kan kita jelang
Bila gigil sunyi memelukmu
rekatkan namaku dengan doamu
Percayalah, kau tak pernah kehilangan
seseorang yang paling mencintaimu
sebelum kau sendiri yang menghapusnya
Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan anda.