Secangkir Yang Tak Ditakdirkan Segelas

Share On Facebook Share On Twitter Share On Google+




Aku akan menjadi kopi,

yang rela mengendap sebagai kepedihanmu

yang sabar menghangatkan kesedihanmu.

biarlah hilang tubuhku, menenangkan inginmu.


Aku kopi pahit, yang di seduh dengan cinta.


Segala yang pahit, bukanlah untuk menunda sakit.

sebab kita hidup untuk berbagi kebahagiaan.

lalu kau pandangi aku, yang
luruh dan lusuh.


Aku kopi pahit, yang belajar menatap dunia

dengan senyumanmu.


Aku akan selalu mengingat pagi bening

suara cangkir berdenting dalam hening

gemericik air dituang, juga pelukan lembut

yang membangunkanku dari perasaan.


Kita pernah berteka - teki:

dari apakah terbuat sebiji kopi ini?

“Dari airmata,” katamu, “yang ketika jatuh,

tak pernah merasa kehilangan apa - apa.”

yang nyatanya air mataku jatuh karenamu.


Tetapi, ketika airmatamu jatuh, pagi itu

aku rela menjadi teh manis menenangkanmu

meski kau berujar itu tak akan memuaskan dahagamu.


Kau tahu; Cintaku, dalam secangkir kopi

biarlah engkau kuwarisi teh manis di secangkir senyummu

sebab sedihmu adalah sembab mataku yang lebih bisa merasakan sakitmu


Aku ingin kau terus tersenyum bahagia

karena bagimu bahagia itu adalah materi

yang mampu membelikan kamu seribu teh manis

maka, kuwarisi wasiatmu dengan menjauh, 
Bahagialah kekasihku.!!

Bahagialah,,,, Kekasihku.!!









Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
Share Artikel Ke :
Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda.