Dia tidak datang lagi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Kz9f-Mhcfv4xHHRxJr6-qwK6DahoFHiVp4_KfEMPCto-3i5hjkhoH1pfjjuzDZSH3ob1BO49Slq1Emky-lJ6LvfLMD-f9T6VPMoEG9oPR7B6HG6DNrxHSaSxmGXlgbGXgMdaPQuO7VW8/s200/Gambar+Gif+Animasi.gif)
Hari ini, kemarin, dan kemarinnya lagi tidak ada. Dalam hati aku sibuk menghitung: sudah sekian hari. Aku tidak tau dia ada di mana. Mungkin lembur atau dikejar deadline. Ada satu tebakan yang lebih ekstrim; dia bosan lalu pergi bersama orang lain.
Tidak ingat kapan; perasaanku berganti dari penasaran belaka menjadi keingintahuan lebih lanjut, lalu
berhenti pada perasaan sayang. Sayang yang mulai terasa berbahaya–aku dapat mengecapnya.
Keinginan melihat warna matanya dari dekat.
Keinginan menyentuh senyum tipis di bibirnya.
Keinginan berbicara hingga melupakan waktu.
Yang paling bahaya adalah:
Keinginan memiliki dia untuk selama-lamanya.
Tapi keinginan itu semakin memudar ketika dia berhenti memberi kabar, sementara aku terus berharap. Seharusnya, aku sudah tau sejak awal perasaan ini akan sangat susah kuhentikan. Bahkan aku masih berharap, kabar dari dia akan tiba, meski sebentar, meski terlambat.
Aku gelisah–mencemaskannya.
Dan keinginan-keinginanku tidak lagi penting saat ini. Sebab yang penting sekarang hanyalah…
Jawaban atas pertanyaan; apakah dia baik-baik saja di sana?
Itu saja.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3amKepdXgG9tjXkGk4H47pG2sRJztFZNaVFANL8AvrguAtlbGkQf27Wt2IRrrEtd7NjNJ-naUpbdpOKPDt4kwebo4zylXaD70Wv-VbBCA70KNbroItikEstqODVteAWrBTQZBOUYf4o2D/s200/Bagikan.%2521%2521.jpg)
Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan anda.