Ada Yang Hilang

Share On Facebook Share On Twitter Share On Google+




Pernah tidak, pada suatu pagi kamu terbangun, lalu merasa ada yang berbeda dari biasanya? Kebiasaan seperti–mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar, menelpon hanya untuk mendengarkan suara satu sama lain–itu tidak ada lagi, karena salah satu dari kalian atau dua-duanya memutuskan berhenti.

Lucu juga bagaimana seseorang yang dulunya selalu ada kini masuk ke dalam barisan orang-orang yang pernah ada. Dengan berbagai alasan yang tidak tapi harus dipahami. Seorang anonim pernah berkata: just like seasons, people change. Rasa, euforia, gairah yang mengikuti seseorang itu berubah.

Entah karena kata-kata atau perbuatan. Mengubah kita selamanya.
Seandainya aku dapat melakukan apa saja untuk mengembalikan hal-hal yang berubah itu, aku pasti akan melakukannya.

Menyapamu, menemuimu, menganggap tidak pernah terjadi apa-apa, mungkin. Aku ingin dan aku bisa. Tapi, ada yang lebih baik tidak dibangkitkan lagi. Bagaimanapun
juga, ada kejadian yang tampaknya tidak akan bisa terhapuskan begitu saja.

Dan kamu tidak terlihat ingin disentuhku. Maka dari itu, aku mundur. Lebih baik diam-diam menyaksikan hari-harimu yang tetap bersinar daripada mengetahui bahwa bersamaku, hanya kesedihan yang meliputimu. Tujulah orang-orang baru yang bisa mengembangkan senyummu. Karena itu bukanlah aku.

Kau tau, apa bagian tersedih dari kehilangan seseorang? Ialah ketika seseorang tersebut berhenti simpati, berhenti peduli, lalu berhenti memastikan kita baik-baik saja. Dan kurasa wajar jika aku menangis untuk waktu yang cukup lama sembari menerima perubahan itu.

Tapi sudahlah, kalau kita tidak mengalami hal ini, kita tidak akan belajar, iya kan? Jika saja ada kesempatan berikutnya, aku ingin mengulanginya dengan harapan mengenalmu sekali lagi, dengan lebih benar pastinya. Dan semoga ketika waktu itu tiba, kita bisa berbicara seolah kawan akrab dulunya.

Terakhir, ya.

Ada pertanyaan yang tidak kau tanyakan, tapi rasa-rasanya aku ingin sekali menjawabnya: 
tentang mengapa aku membalas sapaanmu waktu itu? 
tentang mengapa aku tidak mengabaikanmu? 
tentang mengapa aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi?

“Karena aku punya perasaan bahwa kamu adalah orang baik, orang yang tepat yang dihadirkan Tuhan untuk menciptakan bahagia untukku” adalah jawabannya.

Dan biasanya, perasaanku tak pernah salah.




Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
Share Artikel Ke :
Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda.