Kesedihan Yang Masih Mencintai Bahagiamu

Share On Facebook Share On Twitter Share On Google+





Matamu; kutukan terindah tempat dimana pertama kali kujatuhkan cinta,, Senyum'mu; wasiat dimana rindu pernah berada sangat dekat dengan jodoh'ku,, Namun, cara kita mencintai berbeda dari yang pernah ada Maka, aku menjauh untuk membahagiakanmu sebagai cara yang berbeda pula. jadi tak ada alasan untuk kamu tak bahagia.

Malam ini gelap tiba, kau tak
ada,  Aku pun menghikmati langit dengan cahaya bintangnya yang selalu rapi menyimpan degup jantungmu.. karena kata seseorang ' Cinta Dapat Terlihat Dari Caranya Memahami Perpisahan ' ibarat cinta ialah iman yang baik, kita berdua hanyalah makmun yang tak selalu taat. aku mencintaimu sekuat debar, bila nanti tak sesuai harapan, biarkan itu menjadi urusan takdir. Tetapi tetaplah bersyukur karena kita sempat bertemu lalu saling mencintai dan aku juga bersyukur setidaknya di matamu; Aku pernah jadi bagian tawa bahagiamu dahulu, Betapa orang - orang ingin membelinya dan kita tak pernah punya harga untuk menjualnya. Saat itu aku sangat suka ketika matamu menghilang saat terbahak dan di sertai pipimu yang tersipu malu, aah.!! meski sesaat namun kenangan itu adalah milikku selamanya..

Dik.!! Kalau kau menikah nanti dan dengan laki - laki lain, jangan lupa undang aku, akan ada puisi bahagia untukmu, yang dibacakan dengan sedih.  Lebih baik langit hujan selamanya daripada kau menangis meski sebentar karena kesedihan ini masih mencintai bahagiamu. Melepaskan cinta dengan santun ialah tempat terakhir untuk benar ~ benar berhenti mencintai. Tempat dimana aku menyaksikan bahagiamu, Tempat asal dimana semua doa ~ doaku dikabulkan. Sebab sebelum kamu bahagia, doaku sudah sampai lebih dulu. Maka berbahagialah selamanya kekasihku.!!


Pada merdu suara lonceng - lonceng mungil di beranda, angin meniupkan dirimu dengan lembut malam ini, ke dalam rongga paru - paruku, meniuplah rindu, sebelum segalanya mengabu oleh waktu, karena terkadang ada waktu aku merindumu, serupa api merindu abu, terkadang ada juga waktu aku membencimu serupa suara membenci bisu. Setelah ini, apakah kita akan bertemu kembali?" kata'ku. ya, tentu saja. hanya saja kita tak bisa lagi saling menemukan diantara hati yang saling melupakan sebagai cinta. Sebelum semuanya terjadi dan berlalu begitu saja mari mendekat. Biar kudekap. Sebelum angin merebut. Akan kujaga hatimu dalam gelap sebelum kunamai dirimu kehilangan.

Malam ini aku memang sengaja memilah dan memilih kata untuk memperindah kesedihan karena ketika aku menulis, sedikit banyak kamu menyerupai proyektor yang menayangkan film dalam pikiranku. Sama seperti halnya mencintai, membenci adalah sebuah kebiasaan untuk hati. Namun aku tak bisa melakukan keduanya pada hati yang sama; Padamu.. Andai saja aku lelaki yang mudah mematahkan janji, mungkin merindukanmu tak pernah serumit ini. Andai saja aku lelaki yang mudah mematahkan janji, mungkin mencintaimu tak pernah separah ini. Andai..

Aku mungkin kalah sama keadaan tapi tahkan pernah kalah dalam mencintaimu, sebab melupakanmu aku tak mampu, berhenti mengingat aku tak sanggup, karena melupakanmu masih menjadi perdebatan panjangku bersama waktu. Jika benar - benar aku harus kehilanganmu, biarlah kusediakan satu maaf. Maaf untuk pernah mencintaimu....





Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
Share Artikel Ke :
Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda.