Suatu Hari Nanti

Share On Facebook Share On Twitter Share On Google+

Suatu hari nanti aku ingin kita, kau dan aku saja duduk di bangku kosong itu. Kita berdua mengeja wajah langit sampai senja tiba menikmatinya sampai rengkuhan jingga. Nanti, berjanjilah jangan buru-buru menyudahi membersamai sunyi. Juga jangan biarkan degup jantungmu meninggalkanku terburu-buru, malam pasti bisa mengerti. 

Jika saja boleh kupinta, aku ingin jingga lebih lama rebah di pangkuan senja. Sebab, senja tak berlalu kataku.!! ia hanya berpindah pada bagian sisi bumi yang lain. Jingga dan senja dua sejoli yang tak akan pernah saling meninggalkan hanya saling pergi untuk kembali memberi kesempatan kepada malam untuk bertahta di langit sebelum mentari menunjuhkan auranya di pinggir semesta dan diantaranya itulah jingga dan senja saling bertemu kembali.

Begitu juga dengan kita. Setiap waktu adalah kesempatan bagiku, bagimu, bagi kita. Entah itu kesempatan baik atau sebaliknya, itu adalah takdir yang tak bisa kita pilih atau kita tolak. Meskipun, kita bisa meminta takdir lebih baik, namun tahkan sempurna hasilnya tanpa doa dan usaha dan aku siap terus berjuang jika kau ada di sisiku, aku siap menjadi jantung bagi kehidupanmu, juga hati yang merasa ketika sedihmu akan menjadi tangisku. bila waktu itu milik kita berdua. 

Jikapun belum bersama, itu bukan akhir.!! Hanya tertunda saja. Tetapi, pada sekat yang berjarak namun hati tetap terikat. Percayalah, kepergiaan hanyalah berpamitan sesaat.








Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
Share Artikel Ke :
Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda.