Yang Terasing Yang Terlupakan

Share On Facebook Share On Twitter Share On Google+



Sekali lagi, aku menemukanmu dalam keadaan tak mengenaliku.
Seringkali, Sering dan berkali-kali. Harus ke mana lagi mencari bukti sebagai pembelaan untuk hatiku yang berulang kali kauragukan? Barangkali kau belum tahu, sampai detik ini, degupmu masih berbunyi di jantung seseorang.

Di sebuah pikiran yang belum sempat kaukenali ini, mengagumimu sudah menyerupai barang berharga yang selalu dirawat pemiliknya. Aku memang tak bisa berjanji untuk setia, namun kuusahakan sebisa mungkin untuk tak pernah pergi. Kupastikan aku tidak benar-benar pergi. Hanya saja, kau akan kehilangan seseorang yang membuatmu selalu merasa diinginkan dan dicintai. Bagi hati yang tak dizinkan takdir untuk bersama, rindu bisa menjadi sesuatu yang terlupakan waktu. Sudahi semuanya dengan bersyukur. Toh.!! Tak ada salahnya sejenak bersyukur. Sebab, semua pagi terbentuk dari berbagai perihal baik yang tak mampu disentuh satuan ukur.




Anggap saja cinta seorang pencuri, hati brankas yang tak terkunci. Betapa baiknya waktu; kita dipertemukan oleh kebutuhan dan kesempatan. Namun keinginan saling memiliki juga menjadi bagian waktu untuk saling melupakan. Kita yang pernah saling membuntuti ini, tiba-tiba saja dibuat lelah dan kehilangan jejak. Begitu cepatnya cara kerja rasa kecewa. Tak perlu lagi seyakin itu untuk saling menyembuhkan, sepasang kecewa seperti kita hanya membutuhkan hati yang tak terlalu banyak berjanji.

Tak perlu lagi mengingat aku yang sudah tenang karena abaimu. Kau tentu masih ingat, menjauhku disebabkan kata terakhir kalimat barusan. Pelukan yang terakhirmu; Kuhargai saja hangatnya, barangkali bisa meniup luka atau mengeringkan darah, Demikian baik dadaku mengartikan sisa pelukmu. Seperti aku kemarin; Mungkin suatu saat, di satu jelang petang, aku akan menjadi bening rindu yang tiba-tiba mengalir di sepasang matamu.

Mungkin hanya kata mungkin, sebegitu asing dirimu sebagai perasaan cinta yang kukenali. Meskipun akhirnya tak bisa saling memiliki, semoga cerita kemarin tak pernah menjadi bagian dari apa yang kita sesali.











Jangan Lupa Juga Berkunjung Disini>>>
Share Artikel Ke :
Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda.